Rabu, 22 Januari 2014

PERKEMBANGAN ARCA BUDHA DARI INDIA DAN PENYESUAIANNYA DI INDONESIA


Abstrak:
Melihat napak tilas sejarah Indonesia penuh dengan peninggalan bercorak Hindu-Budha. Otak kita pun seketika muncul bayangan adat istiadat Hindu dan Budha. Membicarakan adat istiadat dan peninggalan yang bercorak Hindu-Budha erat kaitannya dengan kuil atau yang biasa disebut pura dan arca. Pura dan arca merupakan peninggalan yang sangat menarik untuk diteliti. Tidak hanya dari segi fungsi dan arsitektur tapi juga dari segi seni. Hal menarik dari segi seni dapat kita lihat pada arca yang mengalami penyesuaian jika dibandingkan dengan bentuk asli dari tempat asalnya.
Kata kunci: arca budha, sejarah, penyesuaian
Sejarah kesenian yang selama ini pernah disampaikan dan dipelajari merupakan kesenian dunia barat. Sejarahwan membuktikan bahwa di dunia timur pernah terdapat sebuah peradaban yang tinggi jauh sebelum kesenian dunia barat muncul. Peradaban ini memiliki kesenian yang tinggi pada masanya. Kesenian yang pada mulanya berwujud bangunan terbuat dari kayu ini berasal dari India. Jauh sebelum bangsa Arya datang, India sudah memiliki keseniannya sendiri.
Kendati India sudah memilikki kesenian sendiri dalam perkembangannya dipengaruhi oleh seni patung dari masa Romawi. Bahkan perkembangan ilmu pengetahuan di dunia barat turut memengaruhi perkembangan kesenian di India. Hal ini dapat kita lihat pada seni patung. Zaman kesenian terpenting di India adalah zaman Raja Asoka seiring dengan muncul dan berkembangnya agama Budha. Pada zaman kesenian terpenting, sekitar 250 SM, muncullah patung Budha.
Seni rupa seluruhnya terikat pada peraturan-peraturan yang termuat dalam Silpa Sastra, yaitu buku pedoman pembuatan arca dan bangunan. Kesenian India nampaknya menjamur dan berkembang di Indonesia pada masa kerajaan Hindu-Budha. Kesenian bercorak Hindu-Budha yang akan penulis bahas di sini adalah patung Budha.
Patung Budha
Arca Budha pada mulanya tidak berwujud sebagaimana arca Budha sekarang. Dahulu, arca Budha dilambangkan dengan stambha. Stambha adalah tiang-tiang bulat yang dibuat dari satu batu (monolith). Stambha yang didirikan atas perintah Raja Asoka tingginya +/- 13 m, penampang bagian bawahnya +/- 2 m, kepalanya berwujud seperti bunga latus yang di atasnya biasa dibuatkan patung singa sebagai lambang Budha.
Pada zaman Kusuna/Gandara, sekitar 100 tahun sebelum Masehi, seni rupa India terpengaruh gaya Yunani dan Romawi. Kesenian India zaman Gandhara ini berpengaruh lama dikemudian hari. Bermula dari perusahaan dagang yang luas antara India dan daerah-daerah se-Romawi. Salah satu jenis barang perdagangan yang memengaruhi masyarakat India mencipta kesenian adalah peralatan rumah tangga. Peralatan rumah tangga yang dimaksud adalah vas, mangkuk, piring, dan lain sebagainya yang terpengaruh oleh kesenian Yunani dan bergaya Romawi. Pemahat-pemahat Gandhara kemudian menirunya, namun dasar dan intinya tetap bersifat India.
Jika pada zaman Asoka dibuat stambha sebagai lambang Budha maka pada zaman Gandhara ini muncul atau dibuat stupa dan patung Budha. Berikut gambaran patung Budha menurut Saripin (1960):
·           Gaya Gandhara (+/- 100 SM)
1.        Ushnisha yang menjulang di kepala,
2.        Urna yang terletak di kening dan sering dipasangi permata,
3.        Telinga panjang, dan
4.        Lehernya bergaris-garis yang membatasi lipatan kebahagiaan.
Sementara pengaruh seni Yunani yang nampak pada patung Budha tersebut sebagai berikut:
1.        Air muka/mimik patung Budha mirip dengan air muka Apollo,
2.        Lipatan jubah yang meliputi badannya dipahat naturalistis. Biasanya bahu kanan tidak berselubung,
3.        Dibelakang kepalanya dibuatkan nimbus sebagai lambang api kesucian. Nimbus Apollo tidak memmakai perhiasan,
4.        Sikapnya masih seperti sikap orang yang duduk di kursi. Sikap-sikap lainnya: berdiri atau bersila. Patung ada yang diberi warna. Kulit badannya dipulas kuning keemas-emasan, rambutnya biru, dan jubahnya oranye.
·           Gaya Gupta (abad IV M)
1.        Duduknya selalu bersila,
2.        Ushnishanya hampir-hampir tak dapat dikenal,
3.        Lipatan-lipatan jubahnya tak dibuat naturalistis, melainkan dijadikan perhiasan yang sering tak kelihatan,
4.        Roman mukanya menjadi roman muka orang India,
5.        Kedua tangannya dibuat di dalam sikap yang tertentu (mudra yang menjadi suatu lambang),
6.        Nimbusnya penuh perhiasan,
7.        Kaki kanan menumpang pada kaki kiri.
Patung Budha bergaya Gupta ini didukung dengan pernyataan Coedes (2010: 82) bahwa di Champa ditemukan patung Budha bergaya Gupta terbuat dari perunggu dan kemungkinan dibawa dari India yang boleh jadi berasal dari abad IV M.
Pada masa Asoka agama Budha sudah tersebar sampai wilayah Cina dan Asia Tenggara, sekarang. Maka dalam perkembangannya, patung Budha juga mengalami persebaran ke wilayah Cina dan Asia Tenggara. Seperti halnya di India, patung Budha di Cina dan Asia Tenggara juga mengalami penyesuaian. Berikut beberapa gambar patung budha di India, beberapa negara Asia Tenggara dan beberapa negara Asia Timur.
Patung Budha di Bodhgaya, India
Patung Budha di Borobudur, Indonesia
Patung Budha tidur di Trowulan, Indonesia
Patung Budha di Bangkok, Thailand
Patung Budha di Thailand
Monywa Budha, Patung Budha tidur di Myanmar
Patung Budha di Taiwan
Patung Budha di Jepang
Kamakura, Patung Budha di Jepang
Patung Budha di Korea
Patung Budha di Korea
Kita dapat melihat penyesuaian patung Budha dari foto-foto di atas. Patung Budha India memiliki roman muka orang India yang bermata lebar, hidung panjang dan lurus, dan bibir tebal. Pada patung Budha di sebagian negara Asia Tenggara seperti Indonesia, Thailand, dan Myanmar memiliki roman muka yang hampir sama, yaitu bermata bulat, hidung kecil, bibir mungil yang tidak tebal dan tidak tipis. Roman muka Budha di wilayah Asia Timur juga mirip, yaitu bermata sipit, hidung pesek, dan bibir mungil dan lebih tipis.
Perbedaan karena penyesuaian lainnya dapat kita lihat pada atribut patung Budha. patung Budha di Thailand nampak memiliki ushnisha yang lebih panjang dibanding patung Budha di negara-negara lainnya. Sementara Patung Budha di Jepang tidak memiliki ushnisha dan ada yang diberi nimbus ada yang tidak. Patung Budha di Taiwan, ushnishanya tidak terlalu terlihat. Sedangkan Patung Budha di Korea memiliki nimbus yang dihias sedemikian rupa. Patung Budha di Indonesia sendiri umumnya hampir sama dengan patung Budha di India.
Kesimpulan
Perkembangan gaya seni arca Budha mendapat pengaruh dari zaman Romawi. Namun, tidak serta merta meniru gaya seni patung-patung romawi. Arca Budha tetap memiliki ciri khas kesenian India. Hal ini dapat dilihat pada roman muka Budha. Di daerah persebaran agama Budha, Cina dan Asia Tenggara, arca Budha juga mengalami penyesuaian. Penyesuaian utama tetap pada roman muka Budha. Roman muka Budha disesuaikan dengan roman muka penduduk setempat. Namun hal ini tidak merubah isi dari pada ajaran Budha itu sendiri. Selain itu juga terdapat penyesuaian pada atribut patung budha. atribut yang berbeda misalnya ushnisha Budha, nimbus, dan lipatan pada jubah Budha yang dapat dijadikan hiasan tak terlihat.
Rujukan
Saripin, S. 1960. Sedjarah Kesenian Indonesia. Jakarta: PRADNJAPARAMITHA.
Coedes, G. 2010. Asia Tenggara Masa Hindu-Budha, terjemahan. Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia).
Arifin, D. 1986. Sejarah Seni Rupa. Bandung: CV ROSDA.
www.google.com

Jumat, 26 April 2013

MATERI DAN SOAL PERJUANGAN MEREBUT IRIAN BARAT SMP KELAS IX


PERJUANGAN MEMPEREBUTKAN IRIAN BARAT
Standar Kompetensi : Memahami usaha mempertahankan  Republik Indonesia.
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan perjuangan bangsa Indonesia merebut  Iran Barat.
Untuk mengatasi masalah Irian Barat, Indonesia menempuh berbagai cara. Cara-cara yang ditempuh Indonesia untuk mengembalikan Irian Barat ke dalam pangkuan RI adalah melalui:
1. Perjuangan diplomasi
2. Perjuangan konfrontasi politik dan ekonomi
3. Perjuangan melalui Trikora
Perjuangan diplomasi dalam upaya mengembalikan Irian Barat
Dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) yang diselenggarakan di Den Haag Belanda pada tanggal 23 Agustus sampai 2 September 1949, salah satu keputusan dalam konferensi tersebut antara lain bahwa masalah Irian Barat akan dibicarakan antara Indonesia dengan Belanda satu tahun setelah Pengakuan Kedaulatan. Dari keputusan ini terjadi perbedaan penafsiran antara Indonesia dengan Belanda.
Dalam menghadapi masalah Irian Barat tersebut Indonesia mula-mula melakukan upaya damai, yakni:
a. Perundingan Bilateral Indonesia Belanda
Dilaksanakan pada tanggal 24 Maret 1950 dan berturut-turut pada tahun 1952 dan 1954. Hasilnya: Belanda enggan mengembalikan Irian Barat kepada Indonesia
b. Forum PBB
Sidang Umum PBB yang pertama kali membahas masalah Irian Barat dilaksanakan tanggal 10 Desember 1954. Indonesia secara bertrurut turut mengajukan lagi sengketa Irian Barat dalam Majelis Umum. Sidang ini gagal mendapatkan 2/3 suara dukungan yang diperlukan untuk mendesak Belanda.
c. Dukungan Negara Negara Asia Afrika (KAA)
Diadakan di Indonesia tahun 1955 dan dihadiri oleh 29 negara-negara di kawasan Asia-Afrika, secara bulat mendukung upaya bangsa Indonesia untuk memperoleh kembali Irian sebagai wilayah yang sah dari RI.
Perjuangan dengan Konfrontasi Poltik dan Ekonomi dalam Upaya Mengembalikan Irian Barat
Kegagalan pemerintah Indonesia untuk mengembalikan Irian Barat baik secara bilateral, Forum PBB dan dukungan Asia Afrika, membuat pemerintah RI menempuh jalan lain pengembalian Irian Barat, yaitu jalur konfrontasi. Berikut ini adalah upaya Indonesia mengembalikan Irian melalui jalur konfrontasi, yang dilakukan secara bertahap, antara lain:
a. Pembatalan Uni Indonesia Belanda
b. Pembentukan Pemerintahan Sementara Propinsi Irian Barat di Soasiu (Maluku Utara)
c. Pemogokan Total Buruh Indonesia
d. Nasionalisasi Perusahaan Milik Belanda
e. Pemutusan Hubungan Diplomatik
Pelaksanaan Tri Komando Rakyat (Trikora)
a. Tri Komando Rakyat
19 Desember 1961 bertempat di Yogyakarta, Presiden Soekarno mengumumkan TRIKORA dalam rapat raksasa di alun alun utara Yogyakarta, yang isinya:
1. Gagalkan berdirinya negara Boneka Papua bentukan Belanda
2. Kibarkan sang Merah Putih di irtian Jaya tanah air Indonesia
3. Bersiap melaksanakan mobilisasi umum
b. Pembentukan Komando Mandala Pembebasan Irian Barat
Merupakan langkah pertama pelaksanaan Trikora. panglima komando adalah Brigjend. Soeharto yang kermudian pangkatnya dinaikkan menjadi Mayor Jenderal. Komando Mandala bermarkas di Makasar dan mempunyai dua tujuan. Strategi operasi pembebasan Irian Barat dibagi menjadi tiga fase, yaitu :
1.    Fase infiltrasi
2.    Fase eksploitasi
3.    Fase konsolidasi
c. Operasi Jaya Wijaya
Rencana operasi Jaya Wijaya:
1. Maret - Agustus 1962 dilancarkan operasi pendaratan melalui laut dan udara.
2. Rencana serangan terbuka untuk merebut Irian Barat.
Pelaksanaan operasi adalah sebagai berikut :
a. Angkatan Laut Mandala dipimpin oleh Kolonel Soedomo membentuk tugas amphibi 17, terdiri dari 7 gugus tugas
b. Angkatan Udara Mandala membentuk enam kesatuan tempur baru.
Persetujuan New York dan Pengaruhnya terhadap Penyelesaian Irian Barat
Atas desakan Amerika Serikat, Belanda bersedia menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia melalui Persetujuan New York / New York Agreement.
Isi Pokok persetujuan :
1. Paling lambat 1 Oktober 1962 pemerintahan sementara PBB (UNTEA) akan menerima serah terima pemerintahan dari tangan Belanda dan sejak saat itu bendera merah putih diperbolehkan berkibar di Irian Barat..
2. Pada tanggal 31 Desember 1962 bendera merah putih berkibar disamping bendera PBB.
3. Pemulangan anggota anggota sipil dan militer Belanda sudah harus selesai tanggal 1 Mei 1963.
4. Selambat lambatnya tanggal 1 Mei 1963 pemerintah RI secara resmi menerima penyerahan pemerintahan Irian Barat dari tangan PBB
5. Indonesia harus menerima kewajiban untuk mengadakan Penentuan Pendapat rakyat di Irian Barat, paling lambat sebelum akhir tahun 1969.
Arti penting Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera)
Pepera diselenggarakan dalam 3 tahap:
1. Tahap pertama, tanggal 24 Maret 1969, yaitu dengan mengadakan konsultasi dengan dewan-dewan kabupaten di Jayapura mengenai tata cara penyelenggaraan Pepera.
2. Tahap kedua, berupa pemilihan anggota dewan musyawarah Pepera, yang berakhir pada bulan Juni 1969.
3. Tahap ketiga, pelaksanaan Pepera tanggal 14 Juli 1969 di Merauke dan berakhir pada tanggal 4 Agustus 1969 di Jayapura.
Pepera mempunyai arti yang sangat penting bagi pemerintah Indonesia, yaitu :
1. Bukti bahwa pemerintah Indonesia dengan merebut Irian Barat melalui konfrontasi bukan merupakan sebuah tindakan aneksasi / penjajahan kepada bangsa lain.
2. Upaya keras pemerintah RI merebut kembali Irian Barat bukan merupakan tindakan sepihak, tetapi juga mendapat dukungan dari masyarakat Irian Barat.

Soal
1.        Soal: Kerja sama Indonesia dengan negara-negara anggota KAA merupakan bentuk konfrontasi mengembalikan Irian Barat dalam bidang ....
a.         Sosial
b.         Politik
c.         Militer
d.        Ekonomi
2.        Soal: Alasan Indonesia menempuh jalur diplomasi melalui Konferensi Asia Afrika yang diadakan di Bandung tahun 1955 dan dihadiri oleh 29 negara-negara di kawasan Asia Afrika adalah ....
a.         Menarik simpati PBB
b.         Mencari dukungan regional
c.         Mencari dukungan internasional
d.        Kegagalan yang ditempuh dalam perundingan bilateral
3.        Soal: Sejak tahun 1957 Indonesia telah melakukan konfrontasi dalam bidang ekonomi untuk membebaskan Irian Barat. Contoh tindakan konfrontasi dalam bidang ekonomi adalah ....
a.         Indonesia menolak bekerja sama dengan Belanda.
b.         Pemerintah Indonesia merebut semua perusahaan Belanda
c.         Pemerintah Indonesia melarang beredarnya terbitan dan film berbahasa Belanda.
d.        Orang Indonesia tidak mau membeli barang yang diproduksi perusahaan Belanda.
4.        Soal: Dalam TRIKORA dibentuk Komando Mandala Pembebasan Irian Barat. Tugas Komando Mandala Pembebasan Irian Barat adalah ....
a.         Mengalahkan Belanda
b.         Bersiap siaga di Irian Barat
c.         Menginvasi Belanda di Irian Barat
d.        Menciptakan daerah bebas secara de facto
5.        Soal: Pada awalnya Belanda tidak yakin pasukan Indonesia dapat masuk ke wilayah Irian Barat tetapi terbukti dengan jatuhnya Teminabuan ke tangan pasukan Indonesia oleh ....
a.         Divisi Siliwangi
b.         Divisi Diponegoro
c.         MTB Macan Tutul
d.        Komando Mandala
6.        Soal: Melalui Persetujuan New York dan dorongan Amerika Serikat Belanda bersedia menyerahkan Irian Barat ke Indonesia. Alasan Amerika Serikat mendorong Belanda untuk menyerahkan Irian Barat adalah ....
a.         Indonesia mengancam akan keluar dari keanggotaan PBB.
b.         Amerika Serikat tergerak dengan kesungguhan Indonesia merebut Irian Barat.
c.         Amerika Serikat sebagai salah satu anggota PBB dituntut untuk bersikap netral dan adil.
d.        Amerika Serikat telah mempertimbangkan resiko jika terus mendukung Belanda maka ia akan dikucilkan dan dikecam oleh negara-negara dunia.
7.        Soal: Pelaksanaan Pepera disaksikan oleh utusan sekjen PBB duta besar Ortis Sanz. Selanjutnya oleh Ortis Sanz hasil Pepera dilaporkan pada sidang umum PBB ke-24 pada bulan November 1969. Dari hasil Pepera disimpulkan bahwa rakyat Irian Barat memilih bergabung dengan pemerintah RI. Wilayah Irian Barat yang memilih bergabung dengan Indonesia pada tanggal 31 Juli 1969 adalah ....
a.         Biak
b.         Fakfak
c.         Jayapura
d.        Manokwari 


Anggraini Putri Astsania 110731435524
Kautsar Ranggi Primanggalang 110731435553










































To Beloved Readers: untuk keperluan studi maka kali ini saya tidak mem-posting artikel melainkan ringkasan materi dan soal. materi dan soal dibuat untuk jenjang pendidikan smp kelas IX