Kamis, 20 Desember 2012

MUNCUL DAN BERKEMBANGNYA ANGKUTAN UMUM KOWI DI BANGIL SAMPAI TAHUN 2011


Abstrak : Paguyuban wlijo ikan di sebuah kota kecamatan menggeluti sebuah usaha transportasi umum. Transportasi yang disediakan untuk para wlijo ikan dikembangkan menjadi transportasi bagi warga Bangil. Satu-satunya transportasi angkutan umum bermotor yang ada di Kecamatan Bangil hingga abad ke-20. Paguyuban yang sekarang disebut sebagai Koperasi Wlijo Ikan tersebut berusaha memertahankan usaha mereka apa adanya dengan berbekal kepercayaan antar anggota.
Kata kunci : wlijo ikan, koperasi, transportasi, KOWI

Penggalakkan penggunaan angkutan umum sedang marak di Indonesia, terutama kota-kota besar. Hal ini digalakkan dalam upaya untuk mengurangi kemacetan. Selain itu hal ini juga merupakan upaya penghematan bahan bakar minyak (BBM). Kendati kendaraan pribadi lebih disukai daripada angkutan umum, tidak sedikit warga yang menggunakan jasa angkutan umum ini.
Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementrian Perhubungan bahkan mengadakan kerja sama dengan Korea Transportation Institute (Koti) dalam hal pertukaran akademis dan penelitian bersama di bidang transportasi. Hal ini dikarenakan peran Koti sebagai lembaga pemikir dalam bidang transportasi di Korea. Kerja sama antara Balitbang dan Koti ini sudah ditandatangani oleh Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susanto dan Presiden Koti Gyeng Chul Kim pada Jumat, 13 Juli 2012.
Tidak hanya di kota-kota besar saja kendaraan pribadi lebih disukai warga. Di kota kecamatanpun warga lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi untuk aktivitas sehari-hari. Hal ini dikarenakan menggunakan kendaraan pribadi dinilai lebih irit biaya dari pada angkutan umum. Sehingga ancaman kemacetan tidak hanya di kota-kota besar tapi juga mulai mengkhawatirkan di kota kecamatan. Terutama daerah jalur pantai utara jawa.
Salah satu wilayah pantai utara jawa yang terancam kemacetan adalah kota kecamatan Bangil. Wilayah pantai utara jawa ini terancam kemacetan karena hanya memiliki satu jalan raya utama. Jalan raya utama tersebut adalah jalur pantai utara jawa yang tidak pernah sepi lalu lalang kendaraan. Terutama kendaraan seperti bus dan truk.
Banyaknya bus dan truk yang lalu lalang bukan satu-satunya kota Bangil terancam macet. Banyaknya warga yang memiliki kendaraan pribadi, terutama sepeda motor, juga dapat menyebabkan kemacetan. Hal ini dapat dilihat di daerah pasar tradisional kota Bangil yang sangat riuh akan kendaraan. Sepeda ongkel, becak, angkutan umum KOWI dari Bangil, angkutan umum dari Pandaan, sepeda motor, mobil. Bak tumpah ruah melewati jalan utama di depan pasar tradisional yang sudah ramai dengan aktivitas jual-beli.
Banyak yang setuju dengan pendapat bahwa angkutan umum adalah solusi kemacetan. Angkutan umum yang ada di kota Bangil adalah becak, dokar/bendi, dan angkutan umum KOWI. Dari semua angjutan umum yang ada di Bangil, angkutan umum KOWI merupakan satu-satunya angkutan umum bertenaga mesin.
Rumusan Masalah
Peneliti mengambil judul MUNCUL DAN BERKEMBANGNYA ANGKUTAN UMUM KOWI DI BANGIL  SAMPAI TAHUN 2011 karena ingin mengetahui bagaimana munculnya angkutan umum di tengah masyarakat kota kecamatan. Peneliti ingin mengetahui respon masyarakat setempat ketika angkutan umum dioperasikan, peranan dari awal pengoperasiannya dan juga hambatan-hambatan apa saja serta solusi atau tindakan yang di ambil oleh pelaku yang bersangkutan dalam mengatasi hambatan-hambatan tersebut.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat disimpulkan tujuan dari penelitian ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hal-hal seputar angkutan umum KOWI di kota Bangil. Tepatnya sejak pengoperasian angkutan umum pertama kali, respon masyarakat setempat, hambatan-hambatan yang dialami para pelaku serta solusi atau tindakan yang diambil oleh pelaku yang bersangkutan dalam mengatasi hambatan-hambatan tersebut.
Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, kita dapat memelajari bagaimana membangun sebuah usaha bersama dan menghadapi segala hambatan yang mungkin dan akan muncul. Selain itu kita dapat mengetahui seberapa penting peran angkutan umum bagi warga Bangil saat ini.

METODE
Sumber Data
Sumber data berasal dari keterangan narasumber yaitu bapak M. Nur Sunjaya selaku ketua pengurus Koperasi Wlijo Ikan dengan melakukan wawancara secara langsung dan dokumen-dokumen Koperasi Wlijo Ikan. Dokumen dokumen tersebut berupa akta pendiriankoperasi, daftar anggota koperasi, daftar anggota badan pemeriksa, dan laporan pertanggungjawaban rapat anggota tertanggal 25 Maret 2012.
Instrumen Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara langsung terhadap ketua pengurus koperasi sehingga penelti tidak memerlukan instrumen khusus dalam mengumpulkan data.
Tahap-Tahap Penelitian
·         Menentukan lokasi penelitian
·         Membuat pertanyaan untuk penelitian
·         Menentukan narasumber
·         Mendatangi narasumber dan lokasi penelitian untuk mendapat data
·         Menganalisis data yang diperoleh
·         Temuan penelitian
Pendekatan Dan Jenis Penelitian
Pendekatan dan jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengunakan pendekatan kualitatif, yang berupa wawancara. Hal ini dikarenakan dengan wawancara kita bisa menggali informasi dari narasumber. Karena pada masing-masing pertanyaan kadang-kadang disertai kemungkinan-kemungkinan pengembangan pertanyaan sehingga bisa didapat keterangan yang lebih terperinci untuk dianalisis.
Kehadiran Peneliti
Kehadiran Peneliti langsung menuju lokasi penelitian di kantor Koperasi Wlijo Ikan. Kantor koperasi ini terletak di Desa Kalianyar, kecamatan Bangil, kabupaten Pasuruan. Peneliti melakukan wawancara langsung terhadap  narasumber yaitu bapak M. Nur Sunjaya selaku ketua pengurus Koperasi Wlijo Ikan, kehadiran peneliti secara langsung dan berupaya mendapatkan data yang valid.
Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan wawancara terhadap ketua pengurus Koperasi Wlijo Ikan. Kemudian peneliti melakukan wawancara mengenai objek penelitian terhadap narasumber dan meminjam dokumen-dokumen yang berkaitan untuk dianalisis.
Lokasi dan Lama Penelitian
Peneliti mengambil lokasi penelitian di Koperasi Wlijo Ikan yang terletak di Desa Kalianyar, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan. Penelitain ini dilakukan dalam waktu dua minggu.
HASIL
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti, adanya angkutan umum KOWI merupakan pengembangan usaha dari Koperasi Wlijo Ikan. Mereka mengembangkan sayap usah di bidang transportasi karena melihat bahwa kendaraan bermotor mulai menggeser peran dokar/bendi. Karena itulah para anggota koperasi berinisiatif mengembangkan sayap usaha koperasi di bidang transportasi yang disambut baik oleh warga kota Bangil.
Usaha angkutan umum yang dijalankan oleh koperasi KOWI berkembang dengan baik. Hal ini dapat dilihat misalnya dari jumlah mobil angkutan umum yang dimiliki koperasi KOWI. Pada awal dioperasikannya angkutan umum, koperasi hanya memiliki 5 unit mobil. Jumlah ini meningkat pada tahun 1890 menjadi 16 unit mobil.
Sangat disayangkan koperasi ini sempat mengalami masa suram karena orang-orang yang tidak bertanggung-jawab. Pada masa suram ini koperasi kehilangan 10 dari 16 unit mobil. Para anggota tidak tinggal diam dengan keadaan ini. Mereka sempat berunjuk rasa. Beberapa anggota yang terlibat juga dikeluarkan dari keanggotaan koperasi.
Saat ini koperasi KOWI masih berusaha bangkit. Namun, muncul problema lain dari para pengurus dan pengawas. Mereka tidak bisa fokus mengmbangkan potensi usaha koperasi KOWI. Mereka mengharapkan akan ada seseorang yang mengelola koperasi dengan lebih fokus dan cekatan.

PEMBAHASAN
Seperti yang telah disebutkan di paragraf-paragraf sebelumnya, Koperasi Wlijo Ikan ini terletak di Desa Kalianyar. Karena letaknya yang dekat dengan pantai, wilayah ini menjadi area perdagangan ikan. Para pedagang, biasa disebut wlijo, ikan ini kemudian menyalurkan ikan-ikan tersebut ke daerah-daerah lain. Daerah tersebut antara lain Surabaya dan Malang.
Seiring dengan perkembangan zaman, mereka membuat sebuah paguyuban wlijo ikan. Paguyuban ini kemudian mendirikan sebuah koperasi khusus para pedagang ikan. Koperasi para pedagang ikan di Desa Kalianyar didirikan pada tahun 1969 dengan nama KOWI. KOWI adalah singkatan dari Koperasi Wlijo Ikan. Koperasi pertama di kota Bangil yang diketuai bapak Robani ini diresmikan oleh bapak Bustanul Arifin, Menteri Koperasi/Kepala Bulog pada Kabinet Pembangunan IV.
Awalnya mereka menggunakan dokar (kereta kuda/bendi), namun pada tahun 1969 dokar tergeser oleh keberadaan mobil. Mereka kemudian memutuskan membeli mobil, truk tepatnya, sebagai sarana transportasi. Keputusan untuk membeli kendaraan sebagai transportasi para wlijo ikan menyalurkan dagangannya ke daerah lain, terutama Surabaya dan Malang.
Lambat laun usaha koperasi ini berkembang. Merambah dunia transportasi umum, yaitu berupa angkutan umum atau biasa disebut angkot oleh warga setempat. Mereka membuka usaha angkutan umum yang hanya beroperasi di wilayah Bangil. Kemunculan angkutan umum ini disambut hangat oleh warga Bangil.
Pada awal diluncurkannya angkutan umum ini, tahun 1989, koperasi KOWI hanya memiliki 5 unit kendaraan. Adanya respon positif dari warga mampu menopang usaha baru koperasi KOWI. Hal ini terbukti dengan bertambahnya jumlah unit kendaraan dari 5 unit menjadi 16 unit pada tahun 1890.
Tidak berhenti pada usaha yang berkembang di bidang transportasi, koperasi KOWI ini juga menjalankan usaha es balok. Selain itu, koperasi KOWI ini juga menjadi koperasi simpan pinjam bagi para anggotanya yang berjumlah 55 orang. Koperasi ini memberikan pinjaman biaya bagi anggota yang ingin berwiraswasta.
Seperti roda yang berputar, kadang di atas kadang di bawah. Usaha yang dijalankan koperasi KOWI tidak selamanya berjalan mulus. Awal tahun 1990-an, kepemimpinan pengurus yang buruk membawa koperasi KOWI dalam keterpurukan. Para pengurus lebih mementingkan kepentingan pribadi daripada kepentingan para anggotanya. Keegoisan para pengurus di awal era 1990-an sangat merugikan para anggotanya. Tidak hanya membuat koperasi terlilit hutang, para pengurus juga menjual 10 unit angkutan umum untuk kepentingan pribadi.
Korupsi yang dilakukan para pengurus dan beban hutang koperasi yang bermacam-macam mendorong para anggota untuk melakukan aksi unjuk rasa. Lima orang anggota dikeluarkan karena terlibat aksi korupsi bersama para pengurus. Beberapa di antaranya jatuh sakit dan akhirnya meninggal.
Kepengurusan kemudian dipercayakan pada pengurus sebelumnya. Namun karena pengurus sebelumnya sudah terpilih dua kali, maka kepengurusan diserahkan pada anaknya. Meski pengurus dipilih oleh para anggota yang kini berjumlah 50 orang, kepengurusan koperasi KOWI kini berkesan turun-temurun. Dengan kepengurusan seperti itu, kepercayaan anggota memang terpelihara tapi bukan berarti dapat menjunjung kembali era keemasan koperasi dalam sekejap mata.
Problema lain muncul dalam kepengurusan koperasi. Menurut ketua pengurus koperasi, M. Nur Sunjaya, pengurus sekarang punya usaha lain yang ingin dijalankan. Dengan kata lain tidak fokus sebagai pengurus koperasi. Sedangkan pengurus yang terdahulu sudah mapan dengan usahanya sehingga fokus sebagai pengurus koperasi.
Masalah finansial bukanlah problema, koperasi masih sanggup berdiri sebagai koperasi simpan pinjam. Bahkan sebenarnya banyak yang menawarkan bantuan untuk mendongkrak kesuksesan usaha yang dijalankan oleh koperasi KOWI. Namun, mereka menolaknya karena masalah utama koperasi KOWI bukanlah masalah finansial.
Dalam laporan pertanggungjawaban rapat anggota tahunan tanggal 25 Maret 2012 dijelaskan bahwa para pengurus, pengawas, dan anggota kurang koordinasi. Mereka belum menemukan titik temu untuk mengelola koperasi dan menjalankan usahanya secara bersama-sama. Kurangnya koordinasi ini menyebabkan pengurus koperasi kurang bisa mengeksploitasi dan mengoptimalkan ruang lingkup kerja koperasi KOWI. Sehingga perkembangan koperasi tidak begitu terlihat. Rencana program yang telah disepakati pada rapat anggota tahun sebelumnya juga tidak bisa dijalankan. Ditambah dengan pengunduran diri wakil ketua koperasi periode 2012 dikarenakan pindah ke luar kota untuk pekerjaannya.
Situasi seperti ini menjadikan pengurus dan pengawas hanya sebagai pelengkap berdirinya koperasi. Meski tanggung jawab para anggota kian meningkat dalam menjalankan tugasnya, tanpa adanya koordinasi antar seluruh komponen tidak akan bisa mendongkrak kemajuan koperasi KOWI. Saat ini mereka hanya berharap ada seseorang yang mau mengelola koperasi dan segala usahanya. Namun, pengelola tersebut tetap di awasi oleh para pengurus dari era sebelum-sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk menjaga kepercayaan para anggotanya.
Kendati koperasi KOWI sekarang bisa dikata sedang kembang-kempis menjalankan segala usahanya. Bahkan disebutkan dalam rapat anggota tahunan bahwa jumlah penumpang KOWI menurun. Padahal peran angkutan umum kowi masih cukup penting bagi warga Bangil. Dengan harga yang terjangkau, kita bisa naik angkutan umum KOWI mengelilingi sebagian besar kota Bangil. Terutama bagian utara dan selatan kota Bangil.
Bagian selatan kota Bangil terdapat pasar tradisional. Sedangkan di bagian utara bisa disebut pusat pendidikan di kota Bangil karena semua sekolah dari play group, sekolah dasar, SMP, SMA (baik negeri maupun swasta), dan SMK sebagian besar berada di bagian selatan kota Bangil. Selain itu, di utara juga teerdapat pasar ikan, tepatnya di desa kalianyar.
Selain itu, penduduk terkadang juga lebih memilih menyewa angkutan umum KOWI dari pada menyewa mobil untuk bepergian ke suatu tempat secara rombongan. Misalnya saja, menjenguk kerabat yang sakit ke rumah sakit atau ke desa di lain kecamatan.

KESIMPULAN
Pada awalnya paguyuban wlijo ini menyediakan transportasi untuk memermudah proses distribusi. Kemudian mereka mengembangkan sayap usaha koperasi KOWI di bidang transportasi, yaitu angkutan umum. Tidak berhenti dengan satu usaha saja, koperasi KOWI juga menjalankan usaha es balok dan menyediakan modal bagi anggota yang memunyai ide untuk mengembangkan usaha atau berwiraswasta.
Koperasi KOWI sempat mengalami keterpurukan. Karena keegoisan para pengurus yang mementingkan diri sendiri dari pada para anggotanya. Hal ini tida hanya merugikan bagi koperasi tapi juga merugikan para anggotanya. Karena pada masa keterurukan ini, 10 dari 16 unit angkutan umum dijual untuk kepentingan pribadi. Hal ini menghilangkan pekerjaan bagi beberapa anggota tentunya.
Setelah masa suram ini teratasi, koperasi KOWI berusaha bangkit dari keterpurukan. Dimulai dengan mengganti seluruh pengurus koperasi. Namun, mencapai puncak bukanlah suatu hal yang dapat dicapai dalam sekejap mata. Muncul problema lain yang menghambat koperasi pertama di Bangil untuk bangkit dari keterpurukannya.
Koordinasi yang kurang baik antara komponen-komponen penopang berdirinya suatu koperasi membuat perkembangan koperasi KOWI tidak terlihat. Kinerja pengurus yang kurang fokus menyebabkan koperasi tidak dapat dieksploitasi dan dikembangkan secara optimal. Tugas dan kewajiban para anggota sudah dijalankan dengan lebih baik. Namun, keberadaan pengurus dan pengawas berkesan sebagai pelengkap berdirinya suatu koperasi karena kurangnya koordinasi antar sesama pengurus, pengurus dan pengawas, pengurus-pengawas-anggota.
  
SARAN
Disarankan kepada pemerintah daerah untuk tidak hanya memerhatikan dan membantu secara finansial tetapi juga secara sumber daya manusia. Sumber daya manusia itu sangat banyak. Tidak sedikit mereka yang belum mendapat pekerjaan adalah sumber daya yang berpendidikan. Akan lebih baik jika memanfaatkan keberadaan sumber daya manusia yang bejubel mencari pekerjaan ke sana ke mari dari pada memberi bantuan finansial yang pada akhirnya menggembungkan anggaran di pusat.
  
DAFTAR RUJUKAN

Utama, G. P. 2012. Alasan Asyik Naik Angkutan Umum, (Online), (http://id.berita.yahoo.com/blogs/newsroom-blog/alasan-asyik-naik-angkutan-umum.html), diakses 1 November 2012.

Sibuea, T. 2012. Membangkitkan Minat Masyarakat Untuk Menggunakan Angkutan Umum, (Online), (http://todosibuea.posterous.com/membangkitkan-minat-masyarakat-untuk-mengguna), diakses 1 November 2012.

Damardono, H. 2012. Korea Bantu Penelitian Transportasi di Indonesia, (Online), (http://sains.kompas.com/read/2012/07/13/15392452/Korea.Bantu.Penelitian.Transportasi.di.Indonesia), diakses 1 November 2012.

dan arsip-arsip KOPERASI KOWI

1 komentar: