Abstrak : Paguyuban
wlijo ikan di sebuah kota kecamatan menggeluti sebuah usaha transportasi umum.
Transportasi yang disediakan untuk para wlijo ikan dikembangkan menjadi
transportasi bagi warga Bangil. Satu-satunya transportasi angkutan umum
bermotor yang ada di Kecamatan Bangil hingga abad ke-20. Paguyuban yang
sekarang disebut sebagai Koperasi Wlijo Ikan tersebut berusaha memertahankan
usaha mereka apa adanya dengan berbekal kepercayaan antar anggota.
Kata kunci : wlijo ikan, koperasi, transportasi, KOWI
Penggalakkan penggunaan angkutan umum sedang marak
di Indonesia, terutama kota-kota besar. Hal ini digalakkan dalam upaya untuk
mengurangi kemacetan. Selain itu hal ini juga merupakan upaya penghematan bahan
bakar minyak (BBM). Kendati kendaraan pribadi lebih disukai daripada angkutan
umum, tidak sedikit warga yang menggunakan jasa angkutan umum ini.
Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang)
Kementrian Perhubungan bahkan mengadakan kerja sama dengan Korea Transportation
Institute (Koti) dalam hal pertukaran akademis dan penelitian bersama di bidang
transportasi. Hal ini dikarenakan peran Koti sebagai lembaga pemikir dalam
bidang transportasi di Korea. Kerja sama antara Balitbang dan Koti ini sudah
ditandatangani oleh Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susanto dan Presiden Koti
Gyeng Chul Kim pada Jumat, 13 Juli 2012.
Tidak hanya di kota-kota besar saja kendaraan
pribadi lebih disukai warga. Di kota kecamatanpun warga lebih memilih
menggunakan kendaraan pribadi untuk aktivitas sehari-hari. Hal ini dikarenakan
menggunakan kendaraan pribadi dinilai lebih irit biaya dari pada angkutan umum.
Sehingga ancaman kemacetan tidak hanya di kota-kota besar tapi juga mulai mengkhawatirkan
di kota kecamatan. Terutama daerah jalur pantai utara jawa.
Salah satu wilayah pantai utara jawa yang terancam
kemacetan adalah kota kecamatan Bangil. Wilayah pantai utara jawa ini terancam
kemacetan karena hanya memiliki satu jalan raya utama. Jalan raya utama
tersebut adalah jalur pantai utara jawa yang tidak pernah sepi lalu lalang
kendaraan. Terutama kendaraan seperti bus dan truk.
Banyaknya bus dan truk yang lalu lalang bukan
satu-satunya kota Bangil terancam macet. Banyaknya warga yang memiliki
kendaraan pribadi, terutama sepeda motor, juga dapat menyebabkan kemacetan. Hal
ini dapat dilihat di daerah pasar tradisional kota Bangil yang sangat riuh akan
kendaraan. Sepeda ongkel, becak, angkutan umum KOWI dari Bangil, angkutan umum
dari Pandaan, sepeda motor, mobil. Bak tumpah ruah melewati jalan utama di
depan pasar tradisional yang sudah ramai dengan aktivitas jual-beli.
Banyak yang setuju dengan pendapat bahwa angkutan
umum adalah solusi kemacetan. Angkutan umum yang ada di kota Bangil adalah
becak, dokar/bendi, dan angkutan umum KOWI. Dari semua angjutan umum yang ada
di Bangil, angkutan umum KOWI merupakan satu-satunya angkutan umum bertenaga
mesin.
Rumusan Masalah
Peneliti mengambil judul MUNCUL DAN BERKEMBANGNYA ANGKUTAN UMUM KOWI DI BANGIL SAMPAI TAHUN 2011 karena ingin mengetahui
bagaimana munculnya angkutan umum di tengah masyarakat kota kecamatan. Peneliti
ingin mengetahui respon masyarakat setempat ketika angkutan umum dioperasikan,
peranan dari awal pengoperasiannya dan juga hambatan-hambatan apa saja serta
solusi atau tindakan yang di ambil oleh pelaku yang bersangkutan dalam
mengatasi hambatan-hambatan tersebut.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat
disimpulkan tujuan dari penelitian ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui hal-hal seputar angkutan umum KOWI di kota Bangil. Tepatnya sejak
pengoperasian angkutan umum pertama kali, respon masyarakat setempat,
hambatan-hambatan yang dialami para pelaku serta solusi atau tindakan yang
diambil oleh pelaku yang bersangkutan dalam mengatasi hambatan-hambatan
tersebut.
Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian,
kita dapat memelajari bagaimana membangun sebuah usaha bersama dan menghadapi
segala hambatan yang mungkin dan akan muncul. Selain itu kita dapat mengetahui
seberapa penting peran angkutan umum bagi warga Bangil saat ini.
METODE
Sumber Data
Sumber data berasal dari
keterangan narasumber yaitu bapak M. Nur Sunjaya selaku ketua pengurus Koperasi
Wlijo Ikan dengan melakukan wawancara secara langsung dan dokumen-dokumen
Koperasi Wlijo Ikan. Dokumen dokumen tersebut berupa akta pendiriankoperasi,
daftar anggota koperasi, daftar anggota badan pemeriksa, dan laporan
pertanggungjawaban rapat anggota tertanggal 25 Maret 2012.
Instrumen Pengumpulan
Data
Pengumpulan data dilakukan
dengan wawancara langsung terhadap ketua pengurus koperasi sehingga penelti
tidak memerlukan instrumen khusus dalam mengumpulkan data.
Tahap-Tahap Penelitian
·
Menentukan
lokasi penelitian
·
Membuat pertanyaan
untuk penelitian
·
Menentukan
narasumber
·
Mendatangi narasumber dan lokasi penelitian untuk mendapat data
·
Menganalisis
data yang diperoleh
·
Temuan
penelitian
Pendekatan Dan Jenis Penelitian
Pendekatan
dan jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengunakan pendekatan kualitatif, yang berupa wawancara. Hal ini dikarenakan dengan wawancara kita
bisa menggali informasi dari narasumber. Karena pada masing-masing pertanyaan
kadang-kadang disertai kemungkinan-kemungkinan pengembangan pertanyaan sehingga
bisa didapat keterangan yang lebih terperinci untuk dianalisis.
Kehadiran Peneliti
Kehadiran Peneliti langsung
menuju lokasi penelitian di kantor Koperasi Wlijo Ikan. Kantor koperasi ini
terletak di Desa Kalianyar, kecamatan Bangil, kabupaten Pasuruan. Peneliti melakukan
wawancara langsung terhadap narasumber
yaitu bapak M. Nur Sunjaya selaku ketua pengurus Koperasi Wlijo Ikan, kehadiran
peneliti secara langsung dan berupaya mendapatkan data yang valid.
Prosedur Pengumpulan
Data
Prosedur pengumpulan data
dilakukan dengan wawancara terhadap ketua pengurus Koperasi Wlijo Ikan.
Kemudian peneliti melakukan wawancara mengenai objek penelitian terhadap
narasumber dan meminjam dokumen-dokumen yang berkaitan untuk dianalisis.
Lokasi dan Lama
Penelitian
Peneliti mengambil lokasi penelitian
di Koperasi Wlijo Ikan yang terletak di Desa Kalianyar, Kecamatan Bangil, Kabupaten
Pasuruan. Penelitain ini dilakukan dalam waktu dua minggu.
HASIL
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan oleh
peneliti, adanya angkutan umum KOWI merupakan pengembangan usaha dari Koperasi
Wlijo Ikan. Mereka mengembangkan sayap usah di bidang transportasi karena
melihat bahwa kendaraan bermotor mulai menggeser peran dokar/bendi. Karena
itulah para anggota koperasi berinisiatif mengembangkan sayap usaha koperasi di
bidang transportasi yang disambut baik oleh warga kota Bangil.
Usaha angkutan umum yang dijalankan oleh koperasi
KOWI berkembang dengan baik. Hal ini dapat dilihat misalnya dari jumlah mobil
angkutan umum yang dimiliki koperasi KOWI. Pada awal dioperasikannya angkutan
umum, koperasi hanya memiliki 5 unit mobil. Jumlah ini meningkat pada tahun
1890 menjadi 16 unit mobil.
Sangat disayangkan koperasi ini sempat mengalami
masa suram karena orang-orang yang tidak bertanggung-jawab. Pada masa suram ini
koperasi kehilangan 10 dari 16 unit mobil. Para anggota tidak tinggal diam
dengan keadaan ini. Mereka sempat berunjuk rasa. Beberapa anggota yang terlibat
juga dikeluarkan dari keanggotaan koperasi.
Saat ini koperasi KOWI masih berusaha bangkit.
Namun, muncul problema lain dari para pengurus dan pengawas. Mereka tidak bisa
fokus mengmbangkan potensi usaha koperasi KOWI. Mereka mengharapkan akan ada
seseorang yang mengelola koperasi dengan lebih fokus dan cekatan.
PEMBAHASAN
Seperti yang telah disebutkan di paragraf-paragraf
sebelumnya, Koperasi Wlijo Ikan ini terletak di Desa Kalianyar. Karena letaknya
yang dekat dengan pantai, wilayah ini menjadi area perdagangan ikan. Para
pedagang, biasa disebut wlijo, ikan ini kemudian menyalurkan ikan-ikan tersebut
ke daerah-daerah lain. Daerah tersebut antara lain Surabaya dan Malang.
Seiring dengan perkembangan zaman, mereka membuat
sebuah paguyuban wlijo ikan. Paguyuban ini kemudian mendirikan sebuah koperasi
khusus para pedagang ikan. Koperasi para pedagang ikan di Desa Kalianyar
didirikan pada tahun 1969 dengan nama KOWI. KOWI adalah singkatan dari Koperasi
Wlijo Ikan. Koperasi pertama di kota Bangil yang diketuai bapak Robani ini
diresmikan oleh bapak Bustanul Arifin, Menteri Koperasi/Kepala Bulog pada Kabinet Pembangunan IV.
Awalnya mereka menggunakan dokar (kereta kuda/bendi),
namun pada tahun 1969 dokar tergeser oleh keberadaan mobil. Mereka kemudian
memutuskan membeli mobil, truk tepatnya, sebagai sarana transportasi. Keputusan
untuk membeli kendaraan sebagai transportasi para wlijo ikan menyalurkan
dagangannya ke daerah lain, terutama Surabaya dan Malang.
Lambat laun usaha koperasi ini berkembang. Merambah
dunia transportasi umum, yaitu berupa angkutan umum atau biasa disebut angkot
oleh warga setempat. Mereka membuka usaha angkutan umum yang hanya beroperasi
di wilayah Bangil. Kemunculan angkutan umum ini disambut hangat oleh warga
Bangil.
Pada awal diluncurkannya angkutan umum ini, tahun
1989, koperasi KOWI hanya memiliki 5 unit kendaraan. Adanya respon positif dari
warga mampu menopang usaha baru koperasi KOWI. Hal ini terbukti dengan
bertambahnya jumlah unit kendaraan dari 5 unit menjadi 16 unit pada tahun 1890.
Tidak berhenti pada usaha yang berkembang di bidang
transportasi, koperasi KOWI ini juga menjalankan usaha es balok. Selain itu,
koperasi KOWI ini juga menjadi koperasi simpan pinjam bagi para anggotanya yang
berjumlah 55 orang. Koperasi ini memberikan pinjaman biaya bagi anggota yang
ingin berwiraswasta.
Seperti roda yang berputar, kadang di atas kadang di
bawah. Usaha yang dijalankan koperasi KOWI tidak selamanya berjalan mulus. Awal
tahun 1990-an, kepemimpinan pengurus yang buruk membawa koperasi KOWI dalam
keterpurukan. Para pengurus lebih mementingkan kepentingan pribadi daripada
kepentingan para anggotanya. Keegoisan para pengurus di awal era 1990-an sangat
merugikan para anggotanya. Tidak hanya membuat koperasi terlilit hutang, para
pengurus juga menjual 10 unit angkutan umum untuk kepentingan pribadi.
Korupsi yang dilakukan para pengurus dan beban
hutang koperasi yang bermacam-macam mendorong para anggota untuk melakukan aksi
unjuk rasa. Lima orang anggota dikeluarkan karena terlibat aksi korupsi bersama
para pengurus. Beberapa di antaranya jatuh sakit dan akhirnya meninggal.
Kepengurusan kemudian dipercayakan pada pengurus
sebelumnya. Namun karena pengurus sebelumnya sudah terpilih dua kali, maka kepengurusan
diserahkan pada anaknya. Meski pengurus dipilih oleh para anggota yang kini
berjumlah 50 orang, kepengurusan koperasi KOWI kini berkesan turun-temurun.
Dengan kepengurusan seperti itu, kepercayaan anggota memang terpelihara tapi
bukan berarti dapat menjunjung kembali era keemasan koperasi dalam sekejap
mata.
Problema lain muncul dalam kepengurusan koperasi.
Menurut ketua pengurus koperasi, M. Nur Sunjaya, pengurus sekarang punya usaha
lain yang ingin dijalankan. Dengan kata lain tidak fokus sebagai pengurus
koperasi. Sedangkan pengurus yang terdahulu sudah mapan dengan usahanya
sehingga fokus sebagai pengurus koperasi.
Masalah finansial bukanlah problema, koperasi masih
sanggup berdiri sebagai koperasi simpan pinjam. Bahkan sebenarnya banyak yang
menawarkan bantuan untuk mendongkrak kesuksesan usaha yang dijalankan oleh
koperasi KOWI. Namun, mereka menolaknya karena masalah utama koperasi KOWI
bukanlah masalah finansial.
Dalam laporan pertanggungjawaban rapat anggota
tahunan tanggal 25 Maret 2012 dijelaskan bahwa para pengurus, pengawas, dan
anggota kurang koordinasi. Mereka belum menemukan titik temu untuk mengelola
koperasi dan menjalankan usahanya secara bersama-sama. Kurangnya koordinasi ini
menyebabkan pengurus koperasi kurang bisa mengeksploitasi dan mengoptimalkan
ruang lingkup kerja koperasi KOWI. Sehingga perkembangan koperasi tidak begitu
terlihat. Rencana program yang telah disepakati pada rapat anggota tahun
sebelumnya juga tidak bisa dijalankan. Ditambah dengan pengunduran diri wakil
ketua koperasi periode 2012 dikarenakan pindah ke luar kota untuk pekerjaannya.
Situasi seperti ini menjadikan pengurus dan pengawas
hanya sebagai pelengkap berdirinya koperasi. Meski tanggung jawab para anggota
kian meningkat dalam menjalankan tugasnya, tanpa adanya koordinasi antar
seluruh komponen tidak akan bisa mendongkrak kemajuan koperasi KOWI. Saat ini mereka
hanya berharap ada seseorang yang mau mengelola koperasi dan segala usahanya.
Namun, pengelola tersebut tetap di awasi oleh para pengurus dari era
sebelum-sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk menjaga kepercayaan para
anggotanya.
Kendati koperasi KOWI sekarang bisa dikata sedang
kembang-kempis menjalankan segala usahanya. Bahkan disebutkan dalam rapat
anggota tahunan bahwa jumlah penumpang KOWI menurun. Padahal peran angkutan
umum kowi masih cukup penting bagi warga Bangil. Dengan harga yang terjangkau,
kita bisa naik angkutan umum KOWI mengelilingi sebagian besar kota Bangil.
Terutama bagian utara dan selatan kota Bangil.
Bagian selatan kota Bangil terdapat pasar
tradisional. Sedangkan di bagian utara bisa disebut pusat pendidikan di kota
Bangil karena semua sekolah dari play group, sekolah dasar, SMP, SMA (baik
negeri maupun swasta), dan SMK sebagian besar berada di bagian selatan kota
Bangil. Selain itu, di utara juga teerdapat pasar ikan, tepatnya di desa
kalianyar.
Selain itu, penduduk terkadang juga lebih memilih
menyewa angkutan umum KOWI dari pada menyewa mobil untuk bepergian ke suatu
tempat secara rombongan. Misalnya saja, menjenguk kerabat yang sakit ke rumah
sakit atau ke desa di lain kecamatan.
KESIMPULAN
Pada awalnya paguyuban wlijo ini menyediakan
transportasi untuk memermudah proses distribusi. Kemudian mereka mengembangkan
sayap usaha koperasi KOWI di bidang transportasi, yaitu angkutan umum. Tidak
berhenti dengan satu usaha saja, koperasi KOWI juga menjalankan usaha es balok
dan menyediakan modal bagi anggota yang memunyai ide untuk mengembangkan usaha
atau berwiraswasta.
Koperasi KOWI sempat mengalami keterpurukan. Karena
keegoisan para pengurus yang mementingkan diri sendiri dari pada para
anggotanya. Hal ini tida hanya merugikan bagi koperasi tapi juga merugikan para
anggotanya. Karena pada masa keterurukan ini, 10 dari 16 unit angkutan umum
dijual untuk kepentingan pribadi. Hal ini menghilangkan pekerjaan bagi beberapa
anggota tentunya.
Setelah masa suram ini teratasi, koperasi KOWI
berusaha bangkit dari keterpurukan. Dimulai dengan mengganti seluruh pengurus
koperasi. Namun, mencapai puncak bukanlah suatu hal yang dapat dicapai dalam
sekejap mata. Muncul problema lain yang menghambat koperasi pertama di Bangil
untuk bangkit dari keterpurukannya.
Koordinasi yang kurang baik antara komponen-komponen
penopang berdirinya suatu koperasi membuat perkembangan koperasi KOWI tidak
terlihat. Kinerja pengurus yang kurang fokus menyebabkan koperasi tidak dapat
dieksploitasi dan dikembangkan secara optimal. Tugas dan kewajiban para anggota
sudah dijalankan dengan lebih baik. Namun, keberadaan pengurus dan pengawas
berkesan sebagai pelengkap berdirinya suatu koperasi karena kurangnya koordinasi
antar sesama pengurus, pengurus dan pengawas, pengurus-pengawas-anggota.
SARAN
Disarankan kepada pemerintah daerah untuk tidak
hanya memerhatikan dan membantu secara finansial tetapi juga secara sumber daya
manusia. Sumber daya manusia itu sangat banyak. Tidak sedikit mereka yang belum
mendapat pekerjaan adalah sumber daya yang berpendidikan. Akan lebih baik jika
memanfaatkan keberadaan sumber daya manusia yang bejubel mencari pekerjaan ke
sana ke mari dari pada memberi bantuan finansial yang pada akhirnya
menggembungkan anggaran di pusat.
DAFTAR RUJUKAN
Utama, G. P. 2012. Alasan Asyik Naik Angkutan Umum, (Online), (http://id.berita.yahoo.com/blogs/newsroom-blog/alasan-asyik-naik-angkutan-umum.html), diakses 1 November 2012.
Sibuea, T. 2012. Membangkitkan Minat Masyarakat Untuk
Menggunakan Angkutan Umum, (Online), (http://todosibuea.posterous.com/membangkitkan-minat-masyarakat-untuk-mengguna),
diakses 1 November 2012.
Damardono, H. 2012. Korea Bantu Penelitian Transportasi di
Indonesia, (Online), (http://sains.kompas.com/read/2012/07/13/15392452/Korea.Bantu.Penelitian.Transportasi.di.Indonesia),
diakses 1 November 2012.
dan arsip-arsip KOPERASI KOWI
makasih yah kak untuk refrensinya
BalasHapuswardah perfect bright bb powder